Minggu, 24 Februari 2013

SURAT UNTUK AKTIVIS

Surat Dari Hati Seorang Ibu
Wajib Dibaca Buat Para Aktivis Kampus
Orang bilang anakku seorang aktivis, Kata mereka namanya
tersohor di kampusnya sana. Orang bilang anakku seorang
aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah
umat. Orang bilang anakku seorang aktivis. Tapi bolehkah aku
sampaikan padamu nak? Ibu bilang engkau hanya seorang
putra kecil ibu yang lugu.
Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu
kembali mematutkan diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan
segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau
ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.
Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan
waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ?
Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk
membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa
pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.
Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang
sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Masih
teringat oleh ibumu ini kenangan kenangan manis ketika
engkau masih ada di dekapanku, di pelukanku.
Tapi kini dimanakah rumahmu nak? ibu tak lagi melihat
jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu
dirumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa
menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah
kusut. Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap
engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu
merindukanmu. Ah, lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,
bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga
tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk
tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada
ibumu saja engkau tak sempat, katamu engkau sedang sibuk
mengejar deadline.
Padahal, andai kau tahu nak, ibu ingin sekali mendengar
segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik
saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti
lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,
tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau
habiskan di dalam rahimku.
Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak.
Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib
organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk
mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan
semua itu, ibu bangga padamu. Namun, sebagian hati ibu
mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan
kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu
seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ?
kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu
nak ?
Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota
organisasimu nak ?
Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau
merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan
waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu
dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas
yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai
amanah yang harus kau lakukan. Tapi bukankah keluargamu
ini adalah tugasmu juga nak ? bukankah keluargamu ini
adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?
Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda
sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana
sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-
tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya, disana
ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan
harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih
saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana. Ternyata
memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu
yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal
nak, andai engkau tahu sejak kau ada di rahim ibu tak ada
cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan
agenda untukmu, putra kecilku.
Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang
engkau seorang organisatoris yang profesional.
Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk
ibu ?
dimana profesionalitasmu untuk keluarga ?
Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas
yang kau buat ?
Ah,waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi
mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama
ibu.
Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun
pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik.
Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik. Dan hingga
saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah
penyesalan. Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga
masih malu tuk diucapkan. Tentang rindu kebersamaan yang
terlambat teruntai.
Maafkan aku ibu yang selama ini telah membuat hatimu yang
lembut itu terluka,,
aku mohon maafkan aku

Ibu

Rabu, 09 Januari 2013

SUARA HATI MASYARAKAT PADANG LAWAS

Pantaskah PT.Sumatera Sylva Lestari Sebagai
Suatu Perusahaan Penanaman Modal Dalam
Negeri Bertahan, Tumbuh Dan Berkembang Di
Bumi Padang Lawas..??

Oleh: Hutatoruan Hasibuan *)

Masyarakat Padang Lawas baik yang berada di Kabupaten
Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara merasa
terusik, gerah, dongkol dan kecewa atas keberadaan
PT.Sumatera Sylva Lestari dari mulai kota Gunung Tua
sampai Perbatasan Sosa memohon kepada Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Padanglawas dan
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara agar lahan
masyarakat Desa – Desa dan Lahan Koperasi/Kelompok tani
yang dikelola oleh PT. Sumatera Sylva Lestari segera
dikembalikan ke masyarakat Desa – Desa dan Koperasi/
Kelompok Tani Pemilik lahan.
Sesuai info yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan
bayaknya masyarakat Desa-Desa dan koperasi/kelompok tani
yang mengklaim areal lahan yang dikelola oleh PT.Sumarera
Sylva Lestari Seperti : Masyarakat Ulu Gajah, Masyarakat
Sayur Mahinsat, Masyarakat pangirkiran Dolok, Masyarakat
Padang Hunik, Masyarakat Ganal, Masyarakat Ramba,
Masyarakat, Masyarakat Aek Nabara, Masyarakat nagargar,
Masyarakat Sosa, Masyarakat Unterudang, Masyarakat Pasir
Jae, Pasir Julu, Pasir Apolu, Pasir Menanti, Pasir Ramba,
Masyarakat Sipagabu Masyarakat Siali-ali, Masyarakat
Sihiuk, Masyarakat Huta Ibus, Masyarakat Pasar Latong,
Masyarakat Sangkilon, Masyarakat Aek Nabara Masyarakat
desa Padang Matinggi dan Masyarakat Desa sekitarnya,
Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri, KUD Serba
Guna,KUD Sinar Baru diwilayah beberapa Kecamatan
Huristak, Kecamatan Sosa, Kecamatan Barumun Tengah,
Kecamatan Lubuk Barumun dan Kecamatan Aek Nabara
Barumun.
Melihat banyaknya masyarakat desa – desa dan banyaknya
Koperasi yang tidak menerimah kehadiran PT. Sumatera Sylva
lestari dan banyaknya Surat akte jual beli tanah info yang kami
terima sebanyak 215 pemilik ; Apa tidak menjadi pertanyaan di
Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang lawas
Utara : ”Pantaskah PT.Sumatera Sylva Lestari berada di
Bumi Padanglawas? Masyarakat Padang Lawas secara luas
mengharapkan kepada Komisi” A” DPRD Sumut dan
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara agar segera mengatasi
masalah ini. Dan Lebih lanjut Masyarakat Padanglawas
meminta Kepada Pemerintah Kabupaten Padanglawas dan
Kabupaten Padanglawas Utara,Polres Tapsel yang membawahi
Polsek Barumun Tengah Polsek Sosa,Polsek Barumun dan
juga masing-masing DPRD PALAS dan DPRD
PALUTA serta masing masing Kehutahan Kabupaten agar
tidak berpangku tangan menyelesaikan masalah sengketa tanah
diareal Pemerintahan masing-masing antara Masyarakat Desa
dan Koperasi dengan PT.Sumatera Sylva Lestari agar tanah
masyarakat Desa dan Tanah/lahan Koperasi dapat kembali dan
dapat diusahai .
Menurut info yang dapat kami peroleh,perlu kami sampaikan
beberapa kelemahan SK No.82/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret
2001 yang tidak melaksanakan kewajibannya agar menjadi
Pertimbangan dan masukan kepada Bapak/Ibu pengambil
keputusan diuraikan sebagai berikut :
1. Tidak melaksanakan Penataan batas dengan baik, baik batas Luar
dan batas batas dengan Lahan masyarakat didalamnya dan batas
dengan Enclave.dalam jangka 2 tahun setelah SK No 82/Kpts-
II/2001 dikeluarkan tanggal 15 Maret 2001
2. Tidak menyertakan saham bagi Koperasi sekitar HPH sebesar
20 %.
3. Tanah milik perkampungan,tegalan,dan persawahan yang telah
diduduki dan digarap oleh Pihak ke Tiga PT.Sumater Sylva
Lestari masih mengklaimnya jadi Konsesinya.
4. Tidak membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang
berada didalam atau disekitar areal kerjanya.
5. Tidak mendukung Pengembangan Wilayah Pembangunan
Daerah dan Ekonomi Kesejahteraan masyarakat Tradisional
disekitar areal kerjanya.
6. Tidak menepati Janji membuat tanaman Kehidupan untuk
masyarakat disekitar areal kerjanya.
7. Tidak menyisihkan dana dari keuntungannya sebesar maximal 5 %
untuk Pembinaan danpengembangan golongan ekonomi lemah/
koperasi.
Dari ketujuh-tujuhnya kelemahan atau kewajiban yang tidak
dipenuhi tersebut diatas merupakan suatu kekurang/ketidak
Pedulian bagi Masyarakat Desa-Desa dan Koperasi/Kelompok
Tani yang berada di Sekitar areal yang diusahai dan merupakan
keremehan kepada Pemerintah Kabupaten baik Pemerintah
Kabupaten Padang Lawas maupun Pemerintahan Kabupaten
Padang Lawas Utara seolah oleh PT.Sumatera Sylva Lestari
Sakti dengan SK Menhutnya dan semuanya diatur oleh
Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Menurut Pemantauan kami dilapangan langkah yang diambil
Pemerintah atas masukan dan Usulan Pemerintah Kabupaten
untuk tidak mengeluarkan Ijin tebang kepada PT. Sumatera
Sylva Lestari Pada tahun 2012 sudah merupakan langkah maju
dan Pro Rakyat dan bahkan menyurati Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara,harapan dan keinginan dari masyarakat luas,
agar ijin tebang juga tidak dikeluarkan untuk tahun 2013 bagi
PT.Sumatera Sylva Lestari dan bila dikeluarkan akan jadi
komplik berkepanjangan untuk mempertahankan lahan baik oleh
masyakat Desa -Desa dan Koperasi maupun dari PT.
Sumatera Sylva Lestari.
Mengingat banyaknya komplain dari masyarakat Desa-Desa dan
koperasi serta luasnya areal yang bermasalah dan dikaitkan
dengan Tuntutan dari masyarakat Desa desa sekitar HPHTI
Tanaman Kayu Pertukangan PT .Sumatera Sylva Lestari.
Masyarakat Luas mengharapkan agar Pemerintahan Kabupaten
Padang Lawas dan Pemerintahan Kabupaten Padang lawas
utara mengambil langkah penyelesaikan masalah tanah dengan
PT.Sumatera Sylva Lestari serta tanah masyarakat Desa
Desa dan Koperasi/Kelompok Tani kembali dan dapat diusahai
tanpa ada gangguan kedepan. *-*
Padang Lawas, Medio Desember 2012

*) Hutatoruan Hasibuan, adalah Penulis dan Pemerhati HTI
dan Sosial Masyarakat yg berdomisili di Padanglawas, Binaga
Unterudang Kecamatan Barumun Tengah

Kamis, 15 November 2012

Renungan Tahun Baru Hijriyah 1434H

Tubuh ini hanya sebuah tulang, daging dan darah,..
Tulang yang sama, apapun ras dan sukunya,..
Daging dan darah yang sama,..
Tak ada yang berbeda selain bagaimana mereka mencerna hidup mereka,..
Tak ada yang memilih bagaimana dilahirkan,..
Tak ada yang bisa terjadi dalam kehidupannya,..
Mereka hanya memilih dengan apa yang dilihat apa yang dikerjakan tiap harinya,.. Kemarahan tak akan merubah apapun,..
Kemarahan hanya akan membuat mata kita kian menutup,..
Ketidak perdulian yang berdiri diatas rasa ketidak ingin tahuan,..
Membuat sebuah jurang besar, namun terkadang manusia tak pernah melihat,..
Pun tak mau tahu oleh siapa jurang itu dibuat,.. Cenderung menyalahkan,..
Pun juga takut untuk berjuang,..
Membenci hanya kosong,..
Namun ajarkan mereka cinta agar mereka tahu bagaimana mencintai

Sabtu, 10 Desember 2011

MENJEMPUT SUKSES

Tahukah Anda kenapa kesuksesan itu perlu
dijemput dan diperjuangkan?
Kita harus berjuang untuk meraih apa yang
disebut dengan kesuksesan. Sukses dalam
arti: Kebahagiaan, Kekayaan, Kekuasaan,
Kemuliaan, dan Kesucian. Sukses yang
bermakna bagi kehidupan dan meninggalkan
kesan yang baik di masyarakat setelah kita
tiada. Sukses yang menjadikan kita memiliki
rasa kasih sayang dan menularkan virus kasih
sayang ke semua orang sehingga keluarga
kita diselimuti kasih sayang itu sendiri, jika
keluarga bahagia, dan seluruh keluarga
negeri ini bahagia niscaya kita menjadi
bangsa yang terhormat dan sejahtera. Karena
kebahagiaan akan meningkatkan etos kerja
dan meningkatkan kinerja.
Etos kerja dan kinerja yang baik akan
menghasilkan karya-karya yang Briliant dan
bermanfaat.
Bangsa ini membutuhkan karya bukannya
hanya bicara, bangsa ini niscaya sudah capek
mendengar janji tanpa realisasi, bangsa ini
mengharapkan sebuah kesejahteraan
bukanya angan-angan. Padahal banyak orang
yang pintar di negeri ini, mereka (orang-
orang terpelajar) hanya bisa berencana dan
mengeluarkan ide untuk suatu karya yang
briliant, tanpa hasil yang pantas. Banyak
faktor penyebab tak manfaatnya karya anak
negeri ini, faktor kuncinya ada ditangan
pemerintah. Karena Pemerintah kita kurang
begitu support terhadap kemajuan IPTEK dan
KEBUDAYAAN di negeri ini. Mengenai
pemerintah yang penulis anggap kurang
mendukung kemajuan IPTEK dan kebudayaan
di negeri ini, Penulis pernah disanggah oleh
seorang kawan dari Amerika, kawan saya
bilang sebenarnya pemerintah sangat
mendukung dan peduli terhadap kemajuan
IPTEK dan Kebudayaan Indonesia, hanya saja
pemerintah cukup BODOH dan tidak tahu
harus melakukan apa. Saya marah ketika
kawan saya bilang bahwa pemerintah kita
BODOH, tapi dia malah menimpali kemarahan
saya dengan mengatakan lagi “%@#&
$*&#&*&$&$$####” (maaf saya sensor,
karena kawan saya keterlaluan membuka aib
pemerintah kita).
By The Way, kata guru Biologi saya, Manusia
secara lahir tersusun dari beberapa sistem
organ tubuh, sistem organ tubuh tersusun
dari beberapa organ tubuh, organ tubuh
tersusun dari beberapa jaringan, jaringan
tersusun dari beberepa sel, dan Sel sendiri
tersusun dari Inti sel dan Plasama. Sel sangat
kecil ukurannya. Tapi jangan lupa inti sel
masih tersusun dari sistem DNA. Getaran
energi kecil dari sel akan menghasilkan
tindakan pada akhirnya. Tindakan manusia
tentu akan melahirkan nilai dan kesan baik
atau negatif. Seorang insan ber-etos kerja
tingi tentu saja kinerjanya pun akan
meningkat. Seseorang yang mengerti akan
‘ nilai sebuah sesuatu’ walau kecil, niscaya
dia tidak akan meremehkan atau
menyepelekan dalam segala sesuatunya.
“ Sedikit demi sedikit lama-lama akan
menjadi bukit” pepatah bangsa kita sangat
bijak, maknanya adalah bahwa kita tak baik
jika menunda-nunda pekerjaan, atau jika kita
rajin menabung walau kecil lama-lama pasti
banyak juga uang kita, atau jika kita mencoba
untuk menularkan virus senyum dengan cara
tersenyum kepada setiap kawan yang kita
temui, niscaya senyum itu akan menghiasi
dunia ini menyembuhkan setiap kesedihan.
Kesedihan akan pergi jika kebahagiaan
datang.
Dan kebahagiaan dimulai dari senyum kecil
yang tulus. Coba bayangkan jika kita bahagia
terus kita bekerja, niscaya kita akan
menghasilkan karya yang bermanfaat dan
briliant. Suasana kerja akan menjadi ceria dan
penuh warna, penuh gairah dan
menyebarkan aroma semangat yang tinggi.
Tidak ada lagi saling curiga dan
‘ menikam’ teman dalam persaingan kerja.
Persaingan sehat dalam meraih prestasi,
terjalinnya persaudaraan, dan transfer
kebahagiaan antar sesama rekan. Kinerja
yang terintegrasi akan melahirkan kualitas
prestasi yang berarti dan akan dikenang
sampai mati. Senyum akan mengantarkan
kepada kesuksesan.
“Start Your Day with Smile”

BAHAGIA

Lima peraturan sederhana untuk hidup bahagia :

1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskan pikiranmu dari kesusahan.
3. Hiduplah secara sederhana.
4. Berilah lebih.
5. Kurangilah harapan.

Karena Tiada seorangpun yang bisa kembali dan mulai baru dari awal.
Setiap orang dapat mulai saat ini dan melakukan akhir yang baru.

Jumat, 24 Juni 2011

Hubbun...

Bila telapak tanganmu berkeringat,Hatimu dag dig dug,Suaramu bagai tersangkut ditenggorokan,
Itu bukan cinta, tetapi SUKA.
Bila tanganmu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya,
Itu bukan cinta tetapi BIRAHI.
Bila kamu menginginkannya karena tahu Ia akan selalu berada di sampingmu,
Itu bukan cinta tetapi KESEPIAN.
Bila kamu menerima pernyataan cintanya karena kamu tak mau menyakiti hatinya,
Itu bukan cinta tetapi KASIHAN.
Bila kamu bersedia memberikan semua yang kamu sukai demi dia,
Itu bukan cinta tetapi KEMURAHAN HATI.
Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang,
Itu bukan cinta tetapi KEMUJURAN.
Bila kamu mengatakan padanya bahwa ia adalah satu-satunya hal yang kamu pikirkan,
Itu bukan cinta tetapi GOMBAL.
Kamu MENCINTAINYA, ketika kamu MENERIMA KESALAHAN DIA,
Karena itu adalah bagian dari kepribadiannya.


Ketika kamu RELA MEMBERIKAN HATIMU,
KEHIDUPANMU, BAHKAN KEMATIANMU;
Ketika HATIMU TERCABIK BILA IA SEDIH,
dan BERBUNGA,
BILA IA BAHAGIA Ketika kamu MENANGIS UNTUK KEPEDIHANNYA
Biarpun ia cukup tegar menghadapinya Ketika kamu tertarik kepada orang lain tetapi kamu masih SETIA bersamanya. CINTA adalah PENGORBANAN,
MENCINTAI berarti MEMBERI DIRI


CINTA adalah KEMATIAN ATAS EGOISME dan
EGOSENTRISME. Kadang itu menyakitkan, tetapi itulah harga yang harus dibayar Untuk sebuah CINTA …
Semua diatas adalah kata perumpamaan, tapi Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kita inginkan.
Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri
sendiri yang kita temukan di dalam dia.

Minggu, 19 Juni 2011

Pemenang Dalam Diri

Sore hari di tengah telaga, ada dua orang yang sedang memancing. Mereka adalah ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, mereka sibuk mengatur pancing dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan dan membentuk riak-riak kecil di air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.

“Ayah.”
“Hmm..ya..” Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur. “Tadi malam ini,aku bermimpi aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang sedang berkelahi. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan menggeram, saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan.” ucap sang anak.

Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, “singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku.”

Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan.”Tapi, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan.”

“Aku bingung, maksud dari mimpi ini apa?. Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka sama-sama kuat?”

Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda di depannya. Sambil tersenyum, ayah berkata, “pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan.”

Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga.

=========

Sahabat Resensi, setiap diri kita memiliki “singa” saling bertolak belakang. Masing-masing ingin menjadi pemenang, dengan menjatuhkan salah satunya. Singa-singa itu adalah gambaran dari sifat yang kita miliki. Kebaikan dan keburukan. Dua sifat ini sama-sama memiliki peluang untuk menjadi pemenang dan kita pun dapat mengambil sikap untuk memenangkan salah satunya. Semua tergantung dengan singa mana yang sering kita beri makan.

Salah satu santapan dari singa yang buruk adalah sinetron. Sinetron memiliki naskah yang dangkal, emosional berlebihan, pendidik yang baik dalam hal kekerasan, kelicikan, alur cerita yang dipanjang-panjangkan, yang makin hari makin tidak berkualitas. Sinetron yang baik bisa dihitung dengan jari.

Belum lagi, kita juga disuguhkan oleh tayangan gosip, yang membuka-buka aib orang lain. Juga tayangan yang mempertontonkan keburukan dan kekerasan.

Ingat, keburukan yang koar-koarkan akan menghasilkan keburukan yang serupa.

Sahabat,

“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb (Tuhan yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Ilaah (sembahan) manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Al Qur’an Surat An-Nas.

Setiap dari kita merindukan tayangan yang berkualitas, yang menengok pribadi-pribadi yang tangguh dalam berjuang tuk mencapai prestasi. Tayangan yang santun, tayangan yang mengajak untuk lebih dekat dengan Tuhannya.

Apa yang kita baca dan apa yang kita lihat, adalah makanan bagi pikiran kita. Apa yang terpikirkan, itulah yang akan tersikap.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo